Mengenal Madrasah al-Shaulatiyah Makkah al-Mukarramah.
Oleh
Harapandi Dahri:
Intelektual Muda Nahdlatul Wathan
& Koordinator Peneliti bidang Lecture dan Khazanah Keagamaan Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta
Muqaddimah
Azyumardi Azra menulis dalam buku jaringan Ulama Timur
Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII bahwa sebelum munculnya
madrasah, pendidikan Muslim sejak masa Nabi Muhammad SAW berlangsung terutama
di seputar masjid dan rumah guru. Pendidikan dilaksanakan dalam halaqah, majlis
al-tadris, dan kuttab. Istilah madrasah menurut al-Suyuthi baru digunakan agak
luas sejak abad ke-9. Institusi yang memperlihatkan ciri-ciri madrasah
sebagaimana dikenal sekarang, didirikan di
Nisyapur, Iran
sekitar perempatan pertama abad ke -11.
Menurut sejarawan Taqi Al-Din Al-Fasi Al-Makki
(775-832/1373-1429). Madrasah pertama di Makkah adalah Madrasah Al-Ursufiyah
yang didirikan pada 571/1175 oleh ‘Afif ‘Abd Allah Muhammad Al-Ursufi
(w.595/1196) di dekat pintu Umrah, bagian selatan Masjidil Haram. Madrasah ini
mempunyai sebuah ribath yang disebut Ribath Abi Ruqaibah (atau Abi Qutiabah).
Dalam catatan Al-Syaikh Rahmatullah al-Hind tahun 1290 saat
berdiskusi dengan salah seorang anak menantu (Zauj ibnatiha) Sayyidah Shaulatun
Nisa’ dari Al-Hind tentang hajat dan keinginannya membangun Ribath di tanah
Makkah. Al-Syaikh berkata;”kita tidak terlalu penting membangun Ribath di
negeri ini, karena Ribath telah banyak, tapi yang sangat dipentingkan oleh
Makkah adalah sebuah Madrasah Nidzamiyyah atau Jamiah yang mampu menampung
keinginan para muhajirin dalam mencari ilmu dan juga penduduk Makkah”. Setelah
mendengar ucapan ini kemudian anak mantu Sayyidah Shaulatun Nisa’ menemui dan
menginformasikan kepada ibundanya apa
yang telah diucapkan oleh Al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind. Pada suatu hari
Sayyidah Shaulatun Nisa’ mendatangi Al-Syaikh dan meminta beliau membeli tanah
untuk dibangun Madrasah Al-Shaulatiyah.
Al-Syaikh pun mendengar informasi yang sangat menakjubkan
datang dari seorang perempuan, akhirnya mencari dan membeli sebidang tanah di
Hayyi Khandarisah. Subhānallāh Musabbibul Asbāb (Maha Suci Allah yang telah
mengirimkan Sayyidah Shaulatin Nisa’ sebagai sebab berdirinya Madrasah al-Shaulatiyyah Makkah.
Kendala Besar Madrasah
Shaulatiyah
Dicatat dengan tinta emas oleh al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind
bahwa sebuah perjuangan mesti menghadapi berbagai rintangan yang menghadang
langkah jihad di jalan Allah. Dalam pendirin Madrasah ini tercatat dua (2)
kendala besar yang dihadapinya;
Pertama; Kendala awal datang dari Konsulat Inggris yang ada
di Jiddah, bahwa pendirian Madrasah Al-Syaulatiyyah oleh al-Syaikh Rahmatullah
Al-Hind dilihat sebagai menyusun strategi dalam melakukan perlawanan terhadap
Inggris yang di rancang dari tanah suci Makkah Al-Mukarramah. Oleh karena itu
berbagai usaha dilakukan Konsulat Inggris untuk menghentikan pendirian Madrasah
ini.
Kedua; Pemerintah
Hijaz mendengar pendirian Madrasah Al-Shaulatiyyah tersebut dari sekelompok
orang Turki dengan dana tunggal Sayyidah Shaulatun Nisa’ Al-Hind. Eksistensi
Madrasah ini dikhawatirkan akan membuat para ahli Hijaz terpengaruh dalam
melakukan berbagai kegiatan di negeri mereka jika pulang ke Hijaz seperti
halnya berbagai madrasah dan perkumpulan pengajian lainnya yang dapat membuat
thullāb dan thālibatnya terpengaruh dari pemikiran yang diajarkannya. Oleh
karena itu pemerintah Hijaz pun melakukan usaha penggagalan pendirin Madrasah
ini.
Kendala-kendala besar yang datang dari dua (2) negara
berpengaruh kala itu, seperti Inggris memiliki pengaruh kuat terhadap
pertumbuhan dan terbentuknya kerajaan Arab Saudi, secara otomatis pemerintah
Arab Saudipun mempunyai kepentingan untuk menggagalkan Madrasah Al-Shaulatiyah,
namun eksistensi Madrasah ini terus berjalan dengan izin Allah dan akhirnya menjadi
salah satu Madrasah yang memiliki pengaruh besar dalam merubah masyarakat
dunia, hingga di Indonesia tercatat para pemimpin besar dalam organisasi besar
pernah belajar di Madrasah ini. Sebut saja KH. Hasyim Asy’Ary (Muassis
Nahdlatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan (Muassis Muhammadiyah), Tuan Guru Kiyai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanānī al Masyhur dengan Maulāna al-Syaikh (Muassis Nahdlatul
Wathan Lombok Nusa Tenggara Barat).
Ahdāf al-Madrasah
(Tujuan Pendirin Madrasah Shaulatiyyah)
Secara khusus al-Syaikh mencoba memberikan asas atau dasar
pendirian Madrasah Al-Shaulatiyah, beliau mencatat tiga (3) tujuan dasar dari
Madrasah ini;
Pertama; Melakukan pembelajaran kepada semua anak-anak
Muhajirin yang datang dari berbagai negara termasuk di dalamnya anak-anak
penduduk Makkah dan Madinah al-Munawwarah dengan memberikan semua fasilitas
termasuk makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, referensi dan berbagai
perlengkapan pembelajaran.
Kedua; Mengajarkan berbagai keahlian dalam bidang keagamaan
dan berbagai bidang lain seperti ilmu-ilmu keterampilan, diharapkan setelah
mereka selesai menuntut ilmu dapat mandiri dengan berkarya dalam berbagai
bidangnya sehingga terbebas dari beban masyarakat, mereka mampu berdiri sendiri
dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Ketiga; Mencetak Ulama yang mampu dan ahli dalam bidang
al-Qur’an baik qira’ah maupun tafsir dan kajian terhadap al-Qur’an. Mereka
pulang ke negeri masing-masing mengajarkan al-Qur’an tentang cara baca maupun
mencari maksud dalam kandungan ayat-ayatnya. Karena beliau melihat pada masa
lalu di al-Hind (negara asal beliau) menghafal al-Qur’an tanpa memperdulikan
kefasihan huruf, tanpa mengindahkan ilmu-ilmu tajwidnya sehingga ahli Hijaz,
dan Mesir selalu mengejek para pembaca al-Qur’an dari al-Hind.
Kode Etik Madrasah
Al-Shaulatiyah
Al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind telah merancang Madrasah
Al-Shaulatiyah dengan meletakkan beberapa kode etik atau aturan yang harus
dipatuhi dan menjadikan madrasah ini berbeda dengan berbagai madrasah yang ada.
Pertama; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk tidak
menyibukkan dirinya dengan urusan-urusan politik (siyāsiyyah)
Kedua; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk
menjauhkan diri terlibat dalam persoalan khilafiyyah dan masalah-masalah
temporer yang dapat membuat kesulitan dalam belajar.
Ketiga; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk
menjauhkan diri dari fanatisme )dalam berbagai bentuknya) dan menghindari
berbagai perbedaan yang muncul.
Khuttah ini sangat efektif untuk meredam semua persoalan
yang muncul akibat dari banyaknya fitnah dan kesulitan yang dihadapi madrasah
al-Shaulatiyyah. Langkah al-Syaikh tersebut telah dapat menjadikan para guru
dan murid fokus terhadap pembelajaran dan tidak terpengaruh dengan
persoalan-persoalan luar, aturan tersebut mendapatkan pujian dari al-Syaikh
Muhammad ‘Ali pendiri Daar al-Ulūm yang diucapkan dalam subuah “nadwah”
pertemuan:” Kāna Min Khuttah al-Madrasah al-Shaulatiyah li Ihklāsh Muassisihā
anna Mudarrisīha wa Thullābihā Mubtaidūna Tamāman an ‘Àfāti al-Ashr wa
balyānihi, Walaisa fīhim ifrāthun wa lā tafrīthu Wahum lā yurīdūna an Yuzajjūn
bi anfusihim fī ayyi Jadalin aw Nizī’in. Walā yuhakkimūna bikufrin ayyi
Muslimin wa lā bi fusūkihi tārikīnal hukmi lillāhi Wa Hādza fadlun Ammanallaha
alaihim, fain tajannabal baliyyah fī ashri al-fitnah sa’ādatun wa falāhun
Wallāhu Dzul Fadlil Adzīm”.
Jika dilihat tiga (3) konsep dasar yang diletakkan oleh
al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind tersebut sangat elegan dan memiliki nilai sangat
tinggi karena telah membuat batasan bagi para guru dan muridnya dalam melakukan
interkasi dengan dunia luar, jika hal ini juga dilakukan oleh madrasah-madrasah
yang “berafiliasi” dengan Al-Shaulatiyyah akan sangat produktif.
Aturan yang mendapatkan sanjungan dan pujian dari seorang
ulama besar pendiri Daar al-Ulum al-Syaikh Muhammad ‘Ali, menurut saya, penting
untuk dijadikan panduan bersama dalam mengelola sebuah madrasah ataupun pondok
pesantren.
Apresiasi Ulama
Terhadap Madrasah al-Shaulatiyyah
Al-Ustāzd Faishal Abdullah Muqādami dalam kitab Al-Ta’līm
al-Ahli li al-Banīn fī Makkah Al-Mukarramah tahun 1405 Hijriyah.
Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama yang
didirikan pada tahun 1292 Hijriyah, bahkan madrasah ini merupakan madrasah pertama
di pemerintahan Arab Saudi. Ustazd ‘Abdullah Bagdhādī berkata: Madsrasah Swasta
pertama di tanah Makkah al-Mukarramah adalah madrasah al-Shaulatiyah bahkan
pertama juga untuk kerajaan Arab Saudi.
Ustazd ‘Abdul Wahhab ‘Abdul Wāsi’ berkata;” Apabila kita
ingin melihat pergerakan pendidikan pertama yang muncul di Makkah al-Mukarramah
yang dimulai abad ke 19, maka dapat dipastikan bahwa Madrasah al-Shaulatiyyah
adalah jawabannya.
Ustazd Muhammad Mas’ud berkata;”Sesungguhnya secara ittifāq
para ulama menyebutkan bahwa madrasah al-Shaulatiyyah merupakan madrasah yang
pertama di Jazirah Arabia memiliki rancangan program pembelajaran yang sangat
baik”. Namun ,walaupun ada,
madrasah-madrasah yang sudah ada sebelumnya belum memiliki dan menggunakan
kurikulum seperti yang ada di madrasah al-Shaulatiyyah.
Secara khusus Raja ‘Abdul ‘Aziz memberikan apresiasi yang
sangat besar terhadap Madrasah al-Shaulatiyyah, sikap apresiatif tersebut
ditunjukkan dengan kehadiran beliau ke Madrasah pada hari rabu 28 Jumādal al-tsānī
1344 Hijriyyah, dan Raja pun memberikan bantuan dana sebesar 150 Junaih.
cara masuk gimana mas
BalasPadamGimana cara bisa ke saulatiyah
BalasPadamberapa biya mau kesana pak??
BalasPadamBagaimana cara mendaftar ke sana?
Padamberapa biya mau kesana pak??
PadamBagaimana cara dan syarat pendaftarannya? Cucu saya tinggal bersama orang tuanya di jiddah sangat berminat.Mohon penje#asannya.
BalasPadamBagaimana cara dan syarat pendaftarannya? Cucu saya tinggal bersama orang tuanya di jiddah sangat berminat.Mohon penje#asannya.
BalasPadamA
BalasPadamAssalamu alaikum
BalasPadamApa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
PadamAssalamu alaikum
Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
PadamAssalamu alaikum
Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
Assalamu alaikum
BalasPadamApa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
Assalamu alaikum
BalasPadamApa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
Assalamu alaikum
BalasPadamApa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
Mohon penjelasannya pak
A
BalasPadamBagaimana mendaftar ke sana ,dan berapa biayanya
BalasPadamGimana bisa masuk ato mendaftar k madrasah shaulatiah, saya dari batam
BalasPadam