Halaman

Ahad, 26 Ogos 2012

Mengenal Madrasah al-Shaulatiyah Makkah al-Mukarramah.


Mengenal Madrasah al-Shaulatiyah Makkah al-Mukarramah.

Oleh
Harapandi Dahri:

Intelektual Muda Nahdlatul Wathan & Koordinator Peneliti bidang Lecture dan Khazanah Keagamaan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Muqaddimah

Azyumardi Azra menulis dalam buku jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII bahwa sebelum munculnya madrasah, pendidikan Muslim sejak masa Nabi Muhammad SAW berlangsung terutama di seputar masjid dan rumah guru. Pendidikan dilaksanakan dalam halaqah, majlis al-tadris, dan kuttab. Istilah madrasah menurut al-Suyuthi baru digunakan agak luas sejak abad ke-9. Institusi yang memperlihatkan ciri-ciri madrasah sebagaimana dikenal sekarang, didirikan di Nisyapur, Iran sekitar perempatan pertama abad ke -11.

Menurut sejarawan Taqi Al-Din Al-Fasi Al-Makki (775-832/1373-1429). Madrasah pertama di Makkah adalah Madrasah Al-Ursufiyah yang didirikan pada 571/1175 oleh ‘Afif ‘Abd Allah Muhammad Al-Ursufi (w.595/1196) di dekat pintu Umrah, bagian selatan Masjidil Haram. Madrasah ini mempunyai sebuah ribath yang disebut Ribath Abi Ruqaibah (atau Abi Qutiabah).

Dalam catatan Al-Syaikh Rahmatullah al-Hind tahun 1290 saat berdiskusi dengan salah seorang anak menantu (Zauj ibnatiha) Sayyidah Shaulatun Nisa’ dari Al-Hind tentang hajat dan keinginannya membangun Ribath di tanah Makkah. Al-Syaikh berkata;”kita tidak terlalu penting membangun Ribath di negeri ini, karena Ribath telah banyak, tapi yang sangat dipentingkan oleh Makkah adalah sebuah Madrasah Nidzamiyyah atau Jamiah yang mampu menampung keinginan para muhajirin dalam mencari ilmu dan juga penduduk Makkah”. Setelah mendengar ucapan ini kemudian anak mantu Sayyidah Shaulatun Nisa’ menemui dan menginformasikan kepada  ibundanya apa yang telah diucapkan oleh Al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind. Pada suatu hari Sayyidah Shaulatun Nisa’ mendatangi Al-Syaikh dan meminta beliau membeli tanah untuk dibangun Madrasah Al-Shaulatiyah.

Al-Syaikh pun mendengar informasi yang sangat menakjubkan datang dari seorang perempuan, akhirnya mencari dan membeli sebidang tanah di Hayyi Khandarisah. Subhānallāh Musabbibul Asbāb (Maha Suci Allah yang telah mengirimkan Sayyidah Shaulatin Nisa’ sebagai sebab   berdirinya Madrasah al-Shaulatiyyah Makkah.

Kendala Besar Madrasah Shaulatiyah

Dicatat dengan tinta emas oleh al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind bahwa sebuah perjuangan mesti menghadapi berbagai rintangan yang menghadang langkah jihad di jalan Allah. Dalam pendirin Madrasah ini tercatat dua (2) kendala besar yang dihadapinya;

Pertama; Kendala awal datang dari Konsulat Inggris yang ada di Jiddah, bahwa pendirian Madrasah Al-Syaulatiyyah oleh al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind dilihat sebagai menyusun strategi dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris yang di rancang dari tanah suci Makkah Al-Mukarramah. Oleh karena itu berbagai usaha dilakukan Konsulat Inggris untuk menghentikan pendirian Madrasah ini.

Kedua;  Pemerintah Hijaz mendengar pendirian Madrasah Al-Shaulatiyyah tersebut dari sekelompok orang Turki dengan dana tunggal Sayyidah Shaulatun Nisa’ Al-Hind. Eksistensi Madrasah ini dikhawatirkan akan membuat para ahli Hijaz terpengaruh dalam melakukan berbagai kegiatan di negeri mereka jika pulang ke Hijaz seperti halnya berbagai madrasah dan perkumpulan pengajian lainnya yang dapat membuat thullāb dan thālibatnya terpengaruh dari pemikiran yang diajarkannya. Oleh karena itu pemerintah Hijaz pun melakukan usaha penggagalan pendirin Madrasah ini.

Kendala-kendala besar yang datang dari dua (2) negara berpengaruh kala itu, seperti Inggris memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan dan terbentuknya kerajaan Arab Saudi, secara otomatis pemerintah Arab Saudipun mempunyai kepentingan untuk menggagalkan Madrasah Al-Shaulatiyah, namun eksistensi Madrasah ini terus berjalan dengan izin Allah dan akhirnya menjadi salah satu Madrasah yang memiliki pengaruh besar dalam merubah masyarakat dunia, hingga di Indonesia tercatat para pemimpin besar dalam organisasi besar pernah belajar di Madrasah ini. Sebut saja KH. Hasyim Asy’Ary (Muassis Nahdlatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan (Muassis Muhammadiyah), Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid al-Anfanānī al Masyhur  dengan Maulāna al-Syaikh (Muassis Nahdlatul Wathan Lombok Nusa Tenggara Barat).

Ahdāf al-Madrasah (Tujuan Pendirin Madrasah Shaulatiyyah)

Secara khusus al-Syaikh mencoba memberikan asas atau dasar pendirian Madrasah Al-Shaulatiyah, beliau mencatat tiga (3) tujuan dasar dari Madrasah ini;

Pertama; Melakukan pembelajaran kepada semua anak-anak Muhajirin yang datang dari berbagai negara termasuk di dalamnya anak-anak penduduk Makkah dan Madinah al-Munawwarah dengan memberikan semua fasilitas termasuk makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, referensi dan berbagai perlengkapan pembelajaran.

Kedua; Mengajarkan berbagai keahlian dalam bidang keagamaan dan berbagai bidang lain seperti ilmu-ilmu keterampilan, diharapkan setelah mereka selesai menuntut ilmu dapat mandiri dengan berkarya dalam berbagai bidangnya sehingga terbebas dari beban masyarakat, mereka mampu berdiri sendiri dalam menghadapi persoalan kehidupan.

Ketiga; Mencetak Ulama yang mampu dan ahli dalam bidang al-Qur’an baik qira’ah maupun tafsir dan kajian terhadap al-Qur’an. Mereka pulang ke negeri masing-masing mengajarkan al-Qur’an tentang cara baca maupun mencari maksud dalam kandungan ayat-ayatnya. Karena beliau melihat pada masa lalu di al-Hind (negara asal beliau) menghafal al-Qur’an tanpa memperdulikan kefasihan huruf, tanpa mengindahkan ilmu-ilmu tajwidnya sehingga ahli Hijaz, dan Mesir selalu mengejek para pembaca al-Qur’an dari al-Hind.

Kode Etik Madrasah Al-Shaulatiyah

Al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind telah merancang Madrasah Al-Shaulatiyah dengan meletakkan beberapa kode etik atau aturan yang harus dipatuhi dan menjadikan madrasah ini berbeda dengan berbagai madrasah yang ada.

Pertama; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk tidak menyibukkan dirinya dengan urusan-urusan politik (siyāsiyyah)

Kedua; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk menjauhkan diri terlibat dalam persoalan khilafiyyah dan masalah-masalah temporer yang dapat membuat kesulitan dalam belajar.

Ketiga; diwajibkan bagi setiap guru dan murid untuk menjauhkan diri dari fanatisme )dalam berbagai bentuknya) dan menghindari berbagai perbedaan yang muncul.

Khuttah ini sangat efektif untuk meredam semua persoalan yang muncul akibat dari banyaknya fitnah dan kesulitan yang dihadapi madrasah al-Shaulatiyyah. Langkah al-Syaikh tersebut telah dapat menjadikan para guru dan murid fokus terhadap pembelajaran dan tidak terpengaruh dengan persoalan-persoalan luar, aturan tersebut mendapatkan pujian dari al-Syaikh Muhammad ‘Ali pendiri Daar al-Ulūm yang diucapkan dalam subuah “nadwah” pertemuan:” Kāna Min Khuttah al-Madrasah al-Shaulatiyah li Ihklāsh Muassisihā anna Mudarrisīha wa Thullābihā Mubtaidūna Tamāman an ‘Àfāti al-Ashr wa balyānihi, Walaisa fīhim ifrāthun wa lā tafrīthu Wahum lā yurīdūna an Yuzajjūn bi anfusihim fī ayyi Jadalin aw Nizī’in. Walā yuhakkimūna bikufrin ayyi Muslimin wa lā bi fusūkihi tārikīnal hukmi lillāhi Wa Hādza fadlun Ammanallaha alaihim, fain tajannabal baliyyah fī ashri al-fitnah sa’ādatun wa falāhun Wallāhu Dzul Fadlil Adzīm”.

Jika dilihat tiga (3) konsep dasar yang diletakkan oleh al-Syaikh Rahmatullah Al-Hind tersebut sangat elegan dan memiliki nilai sangat tinggi karena telah membuat batasan bagi para guru dan muridnya dalam melakukan interkasi dengan dunia luar, jika hal ini juga dilakukan oleh madrasah-madrasah yang “berafiliasi” dengan Al-Shaulatiyyah akan sangat produktif.

Aturan yang mendapatkan sanjungan dan pujian dari seorang ulama besar pendiri Daar al-Ulum al-Syaikh Muhammad ‘Ali, menurut saya, penting untuk dijadikan panduan bersama dalam mengelola sebuah madrasah ataupun pondok pesantren.

Apresiasi Ulama Terhadap  Madrasah al-Shaulatiyyah

Al-Ustāzd Faishal Abdullah Muqādami dalam kitab Al-Ta’līm al-Ahli li al-Banīn fī Makkah Al-Mukarramah tahun 1405 Hijriyah.

Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama yang didirikan pada tahun 1292 Hijriyah, bahkan madrasah ini merupakan madrasah pertama di pemerintahan Arab Saudi. Ustazd ‘Abdullah Bagdhādī berkata: Madsrasah Swasta pertama di tanah Makkah al-Mukarramah adalah madrasah al-Shaulatiyah bahkan pertama juga untuk kerajaan Arab Saudi.

Ustazd ‘Abdul Wahhab ‘Abdul Wāsi’ berkata;” Apabila kita ingin melihat pergerakan pendidikan pertama yang muncul di Makkah al-Mukarramah yang dimulai abad ke 19, maka dapat dipastikan bahwa Madrasah al-Shaulatiyyah adalah jawabannya.

Ustazd Muhammad Mas’ud berkata;”Sesungguhnya secara ittifāq para ulama menyebutkan bahwa madrasah al-Shaulatiyyah merupakan madrasah yang pertama di Jazirah Arabia memiliki rancangan program pembelajaran yang sangat baik”.  Namun ,walaupun ada, madrasah-madrasah yang sudah ada sebelumnya belum memiliki dan menggunakan kurikulum seperti yang ada di madrasah al-Shaulatiyyah.

Secara khusus Raja ‘Abdul ‘Aziz memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap Madrasah al-Shaulatiyyah, sikap apresiatif tersebut ditunjukkan dengan kehadiran beliau ke Madrasah pada hari rabu 28 Jumādal al-tsānī 1344 Hijriyyah, dan Raja pun memberikan bantuan dana sebesar 150 Junaih.

17 ulasan:

  1. Bagaimana cara dan syarat pendaftarannya? Cucu saya tinggal bersama orang tuanya di jiddah sangat berminat.Mohon penje#asannya.

    BalasPadam
  2. Bagaimana cara dan syarat pendaftarannya? Cucu saya tinggal bersama orang tuanya di jiddah sangat berminat.Mohon penje#asannya.

    BalasPadam
  3. Assalamu alaikum
    Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
    Mohon penjelasannya pak

    BalasPadam
    Balasan

    1. Assalamu alaikum
      Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
      Mohon penjelasannya pak

      Padam

    2. Assalamu alaikum
      Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
      Mohon penjelasannya pak

      Padam
  4. Assalamu alaikum
    Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
    Mohon penjelasannya pak

    BalasPadam
  5. Assalamu alaikum
    Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
    Mohon penjelasannya pak

    BalasPadam
  6. Assalamu alaikum
    Apa saja syarat masuk ke sholatiyah pk, dan berapa biaya masuk plus perbulannya pk
    Mohon penjelasannya pak

    BalasPadam
  7. Bagaimana mendaftar ke sana ,dan berapa biayanya

    BalasPadam
  8. Gimana bisa masuk ato mendaftar k madrasah shaulatiah, saya dari batam

    BalasPadam